Maha vyarti Om Bhuh, Om Buvah, Om Svah merupakan mantra yang mendahului savitri mantra atau yang lebih populer sebagai Gayatri Mantra (RV 3.62.10). Selama melantunkan savitri mantra, nyanyian ini didahului oleh suku kata OM dan kata bhur bhuvah svah mengikutinya. Dalam Taittiriya Aranyaka (2.11.1-8), dijelaskan bahwa savitri mantra harus dinyanyikan dengan suku kata Om, diikuti oleh tiga Vyahrtis.
Menurut Bhagawan Sri Sathya Sai Baba Arti kata Om sebagai Suara purba; Bhur: tubuh fisik atau alam fisik; Bhuvah: kekuatan hidup atau alam mental, Suvah: alam jiwa atau spiritual. Bhur loka merupakan alam fisik tempat tingal semua makhluk yang kita tempati yang senantiasa mengalami perubahan dan tidak kekal yang terdiri atas panca maha bhuta. Bhuvah loka adalah alam yang lebih halus dan bersifat non fisik tempat bersemayamnya jiwa-jiwa yang telah tersucikan namun setingkat dibawah Suvah Loka, dan penghuninya berbadan pikiran atau mental. Suvah loka adalah alam spiritual mumi yang memiliki kesamaan dengan sifat Dewata sehingga Suvah Loka juga dikatakan sebagai kediaman para Dewa.
Om merupakan suku kata yang paling sakral dalam agama Hindu yang melambangkan Tuhan itu sendiri, sebagai pencipta dengan simbol A, sebagai pemelihara dengan simbol U, dan sebagai pelebur dengan simbol M. Ketika ketiga huruf ini digabung maka jadilah AUM kemudian menjadi OM. Dari Om munculah seluruh alam semesta ini bhur, bhuvah, suvah. Maka bhur, bhuvah, suvah merupakan refleksi dari Om yang itu sendiri yang muncul sebagai hasil daya cipta Om yang abadi. Alam fisik, alam mental, dan alam spiritual terdapat di dalam Om.
Om Bhur (Om adalah Bhur loka) merupakan pengakuan bahwa segala yang fisik yang tampak nyata ini walaupun sesungguhnya maya alias tidak kekal namun bersumber dari unsur Prakerti Tuhan sendiri. Hukum yang berlaku adalah hukum prakerti yang selalu mengalami perubahan terpengaruh oleh kelahiran, kehidupan, dan kematian sehingga dapat dikatakan bahwa bhur loka tersusun atas panca maha bhuta. Om Bhuvah (Om adalah alam Bhuvah) mengacu pada alam antara bhur yang bersifat fisik dan suvah yang bersifat rohani atau spiritual. Sehingga Bhuvah loka merupakan alam mental yang sangat halus yang tersusun atas mental yang halus yang dikendalikan oleh manah atau pikiran. Sebagai alam pikiran bhuvah merupakan penghubung antara alam fisik dan spiritual. Prana adalah wujud dari bhuvah loka sehingga prana itu sendiri merupakan alat kesadaran untuk mengendalikan fisik guna mencapai kesadaran spirtual. Sementara Suvah loka yang berarti alam yang terang merupakan alam dewata yang tersusun atas sinar atau jyoti yang merupakan kecerdasan abadi yang penuh dengan kesadaran. Disinilah hubungan antara fisik, mental pikiran dan atman yang sesungguhnya saling terkait satu dengan lainnya. Yang berhubungan dengan fisik dijaga dengan benda fisik (air) yang berhubungan dengan mental pikiran dengan sikap jujur, atma dan kecerdasan murni dengan ilmu, tapa dan kebijaksanaan.
Manawa Dharmasastra V.109 mengungkapkan: “Adbir gatrani cuddhayanti manah satyena cuddhyati, vidyatapobhyam bhutatma buddhirjnanena cuddhyatir”. Artinya: “Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, membersihkanjiwa dengan ilmu pengetahuan dan tapasya, kecerdasan dibersihkan dengan kebijaksanaan”.
Bhur loka dengan kesadaran fisiknya sama dengan badan jasmani, bhuvah loka dengan kesadaran mental sama dengan pikiran pada makhluk, dan suvah loka dengan kesadaran atma sama dengan buddhi (kecerdasan) dan daya hidup pada setiap makhluk. Tiga kesadaran ini menciptakan kehidupan dengan segala rahasia didalamnya yang begitu kompleks dan rapi terkait satu dengan lainnya. Sang daya hidup atau atma memerlukan tubuh dan memberikan kesadaran pikiran untuk merefleksikan dirinya. Tubuh tanpa kesadaran pikiran dan atma hanya menjadi seonggok batu tanpa panca indrya.
Seorang praktisi Yoga akan mengendalikan fisiknya melalui pranayama untuk mencapai kesadaran spiritual. Proses ini melibatkan delapan tahapan yang disebut astangga yoga yaitu yama, niyama, asana, pranayama, pratyahara, dharana, dhyana, dan hingga tercapainya samadhi. Pengendalian fisik dan mental secara bertahap memerlukan latihan dengan landasan bhakti, oleh kerananya Yoga merupakan proses penyerahan diri secara total fisik dan mental guna mengalami rahasia spiritual yang disebut samadhi. Hubungan yang selaras antara alam fisik dan alam pikiran mengangkat sang atma bangkit dari tidumya (turn) sehingga menjadi “tutur”.
“Bhur, Bhuvah, Suvah merupakan refleksi dari Om yang muncul sebagai hasil daya cipta Om yang abadi.
Alam fisik, alam mental, dan alam spiritual,”
Dengan mengucapkan Om bhur merupakan daya penyelaras terhadap alam kesadaran fisik (bumi), Om Bhuvah merupakan daya penyelaras alam mental atau kesadaran prana yang juga disebut alam antara; dan Om Suvah merupakan daya penyelaras alam spiritual atau sorga loka, alam kesadaran dewata. Secara perlahan pengaruh alam fisik diarahkan menuju alam rohani yang lebih halus. Disinilah yang membedakan ketiga alam bhur bhuvah svah adalah pada tingkat kesadaran. Bhur loka lebih rendah kesadaranya daripada bhuvah loka; bhuvah loka lebih rendah kesadaranya daripada svah loka. Komposisi kesadaran tri loka yang demikian memberikan tempat bagi setiap makhluk untuk berevolusi sesuai tingkat kesadaran masing-masing. Semakin besar ikatan pada maya maka semakin rendah kesadaranya, demikian sebaliknya semakin tipis ikatan pada maya semakin tinggi tingkat kesadarannya. Om Bhur, Om Buvah, Om Svah.