Susila

Aywawera: Elemen atau Ornamen?

‘Aywawera’ atau ‘haywa werah’ adalah sebuah kata majemuk atau klausa imperatif (subjek orang kedua lesap) bentukan dari ‘aywa atau haywa (jangan, janganlah)’ dan ‘werah atau wera (membuka rahasia, lalai, ceroboh; ribut, heboh)’. Kata ini passim ditemukan terutama dalam teks-teks tutur berbahasa Jawa Kuna dan Kawi-Bali yang umumnya ditulis ‘ajawera’. Khusus untuk kata ‘aywa’, bentuknya beragam dalam bahasa Jawa Kuna, seperti ‘haywa’, ‘aywa’, […]

Aywawera Millenial: Dunia tanpa pintu

“Made cenik liligmotor ibi sanja, motorBadung ke GianayarGedebege muat batu,batu cina, bais lantang cungguh barak“ Lirik lagu di atas sangat melekat pada masyarakat Bali, bahkan diliris kembali. Made Cenik, adalah identitas orang Bali dan Cenik menandakan sebagai masyarakat yang kecil, di pulau kecil di gilas, ditindas oleh mobil (motor). Mobil itu produk modernitas yang kekuatannya […]

Medsos dan Budaya Koh Ngomong

Sebuah ungkapan sederhana ‘Aywawere’ pemah tumbuh subur dan berkembang secara luas di masyarakat pada zamannya. Pertanyaan-pertanyaan yang menyinggung persoalan-persoalan agama dan budaya yang kerap tidak mendapat jawaban yang memuaskan selalu diakhiri dengan ucapan ‘Aywawere’ sebagai jawaban pembenar terakhir yang tidak terbantahkan. Sesungguhnya ‘Aywawera‘ ini sebuah ungkapan yang pemah tenget (sakral) beberapa dekade yang lalu, namun kini di […]

Politik Aywawere, masihkah?

Bali itu penuh simbol. Tak banyak yang bisa langsung memahami maknawinya. Pun peneliti asing, Sthepen Lansing (2006) salah satunya. Hildred Geertz (1975) saat menulis kekerabatan orang Bali juga pusing, dan menyimpulkan Bali itu dalam banyak hal misleading. Durasi dalam kebudayaan lain adalah kenyamanan waktu, di Bali tidak berlaku. Sirkulasi lebih penting karena banyak idiom justru bisa […]

Nafsu Asmara Jayadratha Kepada Draupadi

Hari berganti hari, setiap musim menumbuhkan bunga-bunga baru. Pada suatu hari, para Pandawa meninggalkan Draupadi sendirian di Ashrama, dan pergi berburu dalam upaya untuk bisa memberi makan kaum Brahmana pengikut mereka. Saat itu melintas di dekat ashrama Pandawa, Raja Sindu, Jayadratha dengan busana sangat mewah, rencana untuk melangsungkan perkawinan di kerajaan Shalwa; banyak pangeran ikut […]

AJA WERA yang Dipelesetkan Maknanya Menghambat Upaya Kwalitas Umat Hindu

Di Bali kata majemuk Aja Wera tidak asing lagi. “Aja Wera” terdiri atas dua buah kata. “Aja” dan “Wera”. “Aja” kawi berarti “jangan” (Kamus Bahasa Bali I Wayan Simpen AB) dan (Kamus Bahasa Kawi Mardi Warsito). “Wera” berarti ribut, bahasa Balinya uyut, endeh (Kamus Bahasa Bali I Wayan Simpen AB), juga berarti “mabuk”, gila-gilaan (Kamus Bahasa Kawi Mardi Warsito). Jadi […]

Bela Negara Menurut Hindu dalam Konteks Kekinian

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 Ayat (3):“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembel- aan negara”. Bela negara bukan hal yang baru lagi masyarakat Indonesia dewasa ini. Masyarakat Indonesia dari usia remaja hingga dewasa rasanya sudah banyak memahami bahwa pembelaan terhadap negara tercinta, Republik Indonesia telah dimulai sejak […]

Gotong Royong Masa Kini

Ketika suatu urusan ‘diuras’ oleh orang lain, tentu saja suatu urusan akan menjadi lebih ringan bagi si pemilik urusan. Inilah yang disebut sebagai profesionalitas atau pekerjaan, swadharma atau swaguna. Hakikat kehadiran adalah saling melayani (sewa) dan perbuatan (karma). Orang lain, termasuk negara, perlahan-lahan menjadi tumpuan untuk menyelesaikan urusan atau pekerjaan sendiri. Kemudian, seorang pengurus memiliki sebutan berbeda-beda tergantung […]

Dimensi Religi Ngayah

Kerja adalah wujud cinta. Bila kita tidak dapat bekerja dengan kecintaan, tapi hanaya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan itu. Lain duduklah di gerbang rumah ibadat dan terimalah derma dari mereka yang bekerja penuh suka cita (Kahlil Gibran). Ngayah menjadi jiwa dalam tindakan keagamaan, kata yang anggun, santun “tiang ngayah” mendamaikan hati dan pikiran. Masihkan ngayah menjadi pundi […]

Aywawere dan Labirin Dunia Maya

Aywawere yang umumnya ditulis aywawera atau ajawera secara sederhana dapat diartikan ‘jangan diajarkan’ atau ‘jangan diumbar’. Ungkapan ini menunjukkan kearifan leluhur Jawa-Bali bahwa tidak semua aspek ajaran agama Hindu dapat disampaikan pada masyarakat. Orang-orang bijak terdahulu telah memiliki klasifikasi pengetahuan untuk menentukan mana ajaran yang dapat disebarluaskan pada masyarakat dan mana ajaran yang sepatutnya dirahasiakan. […]

Sekretariat Pusat

Jalan Anggrek Neli Murni No.3, Kemanggisan, Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta, 11480.

Senin – Jumat: 08:00 – 18:00

Didukung oleh

Ayo Berdana Punia

Tim IT PHDI Pusat © 2022. All Rights Reserved